Boy George Rahman, Miliki Uang Kertas Ukuran Plano yang Belum Dipotong
Numismatika adalah sebuah studi atau kegiatan mengumpulkan mata uang, termasuk koin, token, uang kertas, dan benda-benda terkait lainnya.
Editor: sulvi sofiana
SURYA WIKI, Surabaya - Istilah Numismatik mungkin masih terdengar asyik di masyarakat. Namun komunitas ini, sebelum pandemi, dalam setiap Sabtu dan Minggu tampak berkumpul di Kantor Pos Kebon Rojo, Surabaya.
Numismatika adalah sebuah studi atau kegiatan mengumpulkan mata uang, termasuk koin, token, uang kertas, dan benda-benda terkait lainnya. Seperti apa keasyikannya mengoleksi uang ini, bisa disimak dari penuturan Boy George Rahman, sebagai Ketua Masyarakat Numismatik Surabaya (MNS).
Saat ditemui di rumahnya di kawasan Dukuh Jelindro, Sambikerep, Boy tampak asyik menata tumpukan album dan tujuh tabung hitam.
Ketika dibuka, isi album bukanlah foto atau perangko, seperti para filatelis. Melainkan aneka macam uang kertas, baik mata uang Rupiah, maupun mata uang dari berbagai negara.
Sedangkan tabung hitam, dengan salah satu ujung sebagai tutup, ketika dibuka, ternyata berisi kotak kertas yang bentuknya hampir sama dengan tabung.
Begitu kotak dibuka, terlihat isinya adalah uang senilai Rp 100.000 yang masih berupa lembaran.
"Ini adalah uang kertas Rupiah yang masih dalam bentuk Plano. Saya punya mulai dari nilai Rp 1.000 hingga Rp 100.000," kata Boy, sambil membuka tabung lainnya.
Koleksi Terbaru
Uang dalam bentuk plano itu terdiri atas 45 lembar untuk Rp 100.000 dan Rp 50.000. Sedangkan untuk nilai Rp 1.000 hingga Rp 20.000, satu lembar plano berjumlah 50 lembar.
"Ini merupakan koleksi saya yang paling baru. Saya dapat melalui lelang yang digelar Perum Peruri untuk para numismatika di seluruh dunia," cerita Boy, yang sehari-hari menjabat sebagai Wakil Ketua GPEI (Gabungan Pengusaha Ekspor dan Impor) Jawa Timur Bidang Pengembangan dan Pemasaran tersebut.
Untuk tempat penyimpanan tabung hitam dari bahan plastik itu, Boy sengaja memesan secara khusus. Sementara lembaran uang "yang belum digunting" itu, dilapisi plastik untuk tetap aman. Baru dimasukkan ke kemasan kotak asli dari Perum Peruri.
"Uang ini menjadi koleksi kebanggaan, selain baru juga karena ini adalah uang Indonesia. Bagi anggota komunitas Numismatik, dapat koleksi seperti ini jarang ada," lanjut Boy.
Koleksi Sejak 1992
Tapi soal koleksi mengoleksi uang, tidak dilakukan Boy saat ini saja. Tapi sudah dimulai sejak tahun 1992.
Diawali dari seringnya ke Money Changer dan melihat mata uang asing yang gambarnya bagus-bagus, memutuskan untuk mulai mengoleksi.
"Saya mengawali koleksi dengan mencari uang senilai 1. Baik uang Rupiah maupun mata uang negara. Mulai dari dolar AS (USD), Ringgit Malaysia dan lainnya," ujar suami dari Narsih Rahman itu.
Kolektor Uang Seri Baca
Dari hal tersebut, berkembang menjadi kolektor uang seri baca. Yaitu mengoleksi seri dari uang yang bisa dibaca dari pecahan uang kertas Rupiah. Yaitu tiga huruf yang selalu ada di seri mata uang rupiah.
"Atau kemudian disambung ke angka nomor seri yang bisa dibaca sebagai huruf. Seperti seri MAM 4 sekian, bisa dibaca MAMA. Atau ABA, KJRI, BOM, PHP, BBM, BBG dan lainnya," cerita Boy sambil menunjukkan koleksi uang seri baca.
Tak hanya huruf, untuk angka seri yang unik pun sudah dimiliki Boy. Misalnya SMA 55555 dan SMP 777777.
Halaman selanjutnya
...Vyatta, Brand Aksesoris Gadget Asli Indonesia Buka Dua Otletnya di Surabaya |
![]() |
---|
Perawatan Laser Solusi Instan Atasi Flek |
![]() |
---|
Gunakan Teknologi Teraru, MS Glow Surabaya Hadirkan Perawatan Wajah Lewat Pico Way |
![]() |
---|
Tips Merawat Bulu Mata Supaya Hitam dan Lentik |
![]() |
---|
Dokter May Fanny yang Rela Berpisah dengan Anak-anaknya Demi Jalankan Tugas Kemanusiaan |
![]() |
---|
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!