MADILOG ITS: Saatnya Mahasiswa Bangkit, Bukan Sekadar Cari Kerja

Acara ini mendorong mahasiswa untuk lebih siap menghadapi realitas, bahkan berani menciptakan peluang kerja sendiri sejak di bangku kuliah.

Editor: sulvi sofiana
SURYA/SULVI SOFIANA
Narasumber forum “Mahasiswa Berdialog 2.0 (MADILOG)” berfoto bersama. Kegiatan ini digelar oleh Kementerian Kebijakan Publik BEM ITS, Departemen Studi Pembangunan ITS, serta berkolaborasi dengan Ikatan Alumni (IKA) ITS Pengurus Wilayah Jawa Timur di Auditorium Tower 2 Kampus ITS, Kamis (31/7/2025), 

SURYAWIKI.COM, Surabaya - Dunia kerja tak selalu indah seperti bayangan ideal mahasiswa. Tantangan seperti minimnya lapangan kerja, dominasi koneksi, hingga lemahnya kesiapan karakter menjadi sorotan utama dalam forum “Mahasiswa Berdialog 2.0 (MADILOG)” yang digelar BEM ITS bersama IKA ITS Jawa Timur.

Acara ini mendorong mahasiswa untuk lebih siap menghadapi realitas, bahkan berani menciptakan peluang kerja sendiri sejak di bangku kuliah.

Forum ini mengusung tema “Menyelamatkan Ketenagakerjaan Indonesia: Langkah Nyata Triple Helix Stakeholder (Akademisi, Pemerintah, dan Swasta)”, dan menjadi ajang temu lintas aktor untuk membedah realitas ketenagakerjaan di Indonesia.

Salah satu sorotan datang dari Adi Dharma, pengusaha properti sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Apersi.

Di hadapan mahasiswa ITS serta peserta dari kampus lain seperti PPNS dan UINSA, ia menekankan pentingnya mengubah pola pikir sejak dini.

“Gunakan masa kuliah untuk mengembangkan ide usaha. Ikuti program inkubator bisnis, bangun jejaring, dan jangan takut gagal. Mahasiswa hari ini bisa jadi pengusaha masa depan,” tegas Adi.

Menurutnya, selama ini mahasiswa terlalu diarahkan untuk menjadi pencari kerja.

Padahal, jika didorong dengan keberanian dan kreativitas, mereka mampu menciptakan peluang kerja baru untuk diri sendiri maupun orang lain.

“Kita sering dicekoki bahwa sukses itu kalau kerja di perusahaan besar. Padahal membangun bisnis sendiri juga mulia dan berdaya,” tambahnya.

Tak hanya soal kewirausahaan, Adi juga menekankan pentingnya mahasiswa memahami hak-hak dasar ketenagakerjaan, khususnya saat menjalani magang.

“Pilih tempat magang yang relevan. Jangan hanya untuk menggugurkan kewajiban. Pelajari hak-hak kalian sebagai pekerja magang dan jangan ragu bersuara,” katanya.

Kegiatan ini juga menghadirkan Himawan Estu Bagijo, pakar hukum dan mantan Kadisnakertrans Jatim, serta Agus Hebi Djuniantoro, Kepala Disperinaker Kota Surabaya. Keduanya menyoroti pentingnya kesiapan karakter dalam menghadapi kerasnya dunia kerja.

“Keterampilan teknis itu penting, tapi yang tidak kalah penting adalah soft skill seperti etika kerja, komunikasi, dan kejujuran,” pesan Agus Hebi.

Kegiatan ini turut dihadiri jajaran pengurus IKA ITS PW Jatim, di antaranya Wakil Ketua Umum, Maztri Indrawanto; Wakil Sekretaris Umum, Arief Abdurrakhman dan Sekretaris Eksekutif, Djuwono, yang juga aktif memberikan dukungan serta pandangan dalam forum. 

Kolaborasi antara IKA ITS dan mahasiswa ini menjadi bukti sinergi antargenerasi untuk membekali lulusan menghadapi tantangan kerja secara nyata.

Diskusi yang berlangsung selama lebih dari dua jam ini berjalan interaktif. Peserta aktif bertanya, mulai dari soal koneksi kerja, hambatan saat magang, hingga cara memulai usaha sejak mahasiswa.

Ketua Panitia MADILOG, Prayuga Insan Maulana, mengatakan bahwa forum ini hadir sebagai ruang pembekalan nyata bagi mahasiswa. Ia mengangkat berbagai kisah nyata para lulusan yang kesulitan mencari kerja meski sudah melamar ke ratusan tempat.

“Ada yang sampai jadi tukang sapu. Ada juga yang patah semangat karena kalah bersaing dengan yang punya ‘orang dalam’. Itu realita. Tapi justru dari situ kita harus bangkit, karena kompetensi dan strategi tetap penting,” tegasnya.

Ia menambahkan, praktik-praktik koneksi atau “orang dalam” di dunia kerja sering membuat mahasiswa kehilangan semangat. 

“Ada yang bertanya, ‘buat apa kuliah tinggi-tinggi kalau kalah sama yang punya kenalan?’ Nah, di sinilah kami ingin membangkitkan semangat baru, bahwa kompetensi dan strategi tetap penting,” ujarnya.  

 

 

  

Sumber: Surya
Ikuti kami di
2820 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved