Cerita Inspiratif
Korbankan Tabungan Pribadi, Desainer Elizabeth Njo Buktikan Mampu Survive di Tengah Pandemi
Desainer Elizabeth Njo May Fen harus berjuang keras melalui masa pandemi covid-19 agar usahanya tetap jalan. Meski dia harus mengorbankan tabungan
SURYAWIKI, SURABAYA - Situasi pandemi yang tak terduga seperti saat ini membawa dampak yang luar biasa bagi para pengusaha.
Banyak dari mereka yang harus melalui perjuangan berat untuk bisa survive. Seperti yang dilalui oleh Desainer Elizabeth Njo May Fen.
Desainer asal Kota Pahlawan yang juga memiliki sekolah desain ini mengaku kelimpungan saat pandemi tiba-masuk Surabaya dan disusul kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.
"Awal pandemi di Surabaya ini sudah sangat kerasa dampaknya. Terutama saat sekolah diliburkan dan PSBB. Terpaksa kelas juga harus saya liburkan," ungkap Elizabeth Njo.
Pendiri Pison Art and Fashion Foundation ini menuturkan, keputusannya untuk meliburkan sekolah adalah hal yang berat. Disusul para wali murid terus meminta tetap diadakan kelas.
"Awalnya sekolah saya liburkan total. Tapi karena banyak permintaan dari orang tua siswa yang ingin kelas tetap ada, akhirnya saya siapkan semua sistem untuk kelas online," ujar perempuan yang akrab disapa Afen.
Ia mengungkapkan, selama kelas diliburkan tak ada pemasukan sama sekali. Mengingat kegiatannya sebagai fashion desainer juga berhenti sementara.
Afen kemudian mengeluarkan uang dari tabungan pribadi untuk menyiapkan semua keperluan kelas online dan keperluan lain terkait bisnisnya.
"Akhirnya ludes deh tabungan. Tapi demi kelas bisa jalan dan tidak merumahkan karyawan," imbuhnya.
Meski ia harus menghabiskan banyak tabungan pribadi, Afen berusaha tetap berkontribusi untuk masyarakat. Salah satunya dengan membagikan masker dan APD di beberapa rumah sakit.
"Waktu itu saya buat kegiatan bagi-bagi 4000 masker dan APD. Untuk membantu masyarakat yang kesusahan mendapatkan masker juga membantu tenaga kesehatan di rumah sakit," kata Afen.
"Masker dan APD ini dibuat sendiri oleh tim saya supaya mereka tetap ada pekerjaan," tambahnya.
Afen mengaku, situasi pandemi ini dinilainya cukup merepotkan. Sebab, ia harus tetap mempertahankan para karyawan ditambah tabungan pribadinya yang semakin berkurang tanpa pemasukan.
Luncurkan Koleksi Luminous yang Bercahaya
Untuk memberi semangat dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya, Afen kemudian meluncurkan sebuah busana bertema 'Luminous' yang artinya cahaya dalam gelap.
Luminous ini menggambarkan sesuatu yang gemerlap, bercahaya. Terinspirasi dari kondisi saat ini dimana pandemi membuat semuanya jadi gelap dan membutuhkan cahaya atau harapan baru," kata kata Afen.
Ia mengatakan, karena pandemi, dunia fashion jadi mati kutu selama beberapa waktu. Hal ini disebabkan karena aktivitas sosial serba terbatas.
Meski begitu, lanjutnya, kegiatan dan industri fashion tak boleh stagnan. "Para desainer harus tetap bersemangat meski di kondisi gelap seperti saat ini. Tetap bercahaya," imbuhnya.
Terkait koleksi 'Luminous' yang diusung Pison Art kali ini, merupakan jenis busana ready to wear yang bisa digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
Bahannya juga terbuat dari bahan waterproof yang cocok digunakan saat pandemi seperti saat ini.
"Koleksi ini kebanyakan outer. Bisa dipakai kalau ingin keluar rumah tetap aman. Karena konsepnya seperti APD tapi tetap fashionable," Afen menjelaskan.
Meski dibuat khusus sebagai adaptasi saat pandemi, Afen mengklaim, koleksi terbarunya ini tetap bisa dipakai pasca pandemi.
Dengan meluncurkan karya tersebut, Afen berharap bisa menginspirasi sesama desainer lain untuk tetap berkarya dan jangan menyerah.
"Saya berharap semua keadaan segera pulih. Menuju normal baru yang semua pihak bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala. Semuanya harus tetap semangat dan jangan menyerah," pungkasnya.(christine ayu)
Setelah 9 Tahun Menanti, Astrid Herawaty Akhirnya Dikaruniai Momongan Lewat Program Bayi Tabung |
![]() |
---|
Setelah Dipecat dari Perusahaan, Pasutri di Madiun Sukses Merintis Bisnis Keripik Debog Pisang |
![]() |
---|
Karjono, Tunanetra di Surabaya Menggagas Koperasi Syariah Rusunawa Pertama di Surabaya |
![]() |
---|
Kehilangan Pekerjaan, Puguh Tekuni Bisnis Pesawat Aeromodeling |
![]() |
---|
Bermodal Nekat dan Uang Beasiswa, Pemuda di Kota Madiun Sukses Jualan Kokedama |
![]() |
---|
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!